Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai jurnal yang telah saya baca. Jurnal yang saya baca kali ini mengenai tugas akhir yang akan saya kerjakan. Sebelumnya saya akan menjelaskan sedikit tentang tugas akhir yang akan saya kerjakan. Saya akan membuat sebuah muatan roket yang dapat dikontrol secara wireless oleh aplikasi visual. Pada muatan roket terdapat beberapa sensor yang dapat memonitoring sikap roket pada saat peluncuran, terbang, dan mendarat. Pada muatan roket juga terdapat kamera yang dapat membantu penggunanya untuk mengendalikan roket dalam jarak jauh. mungkin itu aja sekilas tentang judul saya. Berikut ini adalah jurnal yang saya gunakan sebagai referensi saya:
Teknologi roket dan antariksa adalah salah satu sasaran teknologi unggulan bagi negaranegara di dunia ini untuk mendapatkan predikat sebagai negara maju. Tidak dipungkiri, suatu negara yang mampu menguasai teknologi ini akan disegani dalam percaturan politik dunia. Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar dan luas sudah sepatutnya memiliki kemandirian dalam penguasaan teknologi roket dan antariksa. Oleh sebab itu diperlukan upaya yang terus menerus untuk mewujudkan kemandirian ini, salah satunya melalui usaha menumbuh kembangkan rasa cinta teknologi dirgantara, khususnya teknologi peroketan sejak dini. Pentinganya perkembangan teknologi roket, maka kita harus mempunyai kemauan dan kemampuan untuk meneliti bidang teknologi peroketan, baik teknologi muatan roket maupun roket itu sendiri. Mulai dari mendesain, membuat, menguji fungsional sampai dengan melaksanakan uji terbang. Melalui pemahaman perilaku roket, baik roket RUM maupun roket EDF.
Jarak maksimal pengiriman data menggunakan modul radio XBee-Pro ZB (S2B) diruang terbuka (tanpa halangan) menggunakan baudrate 57600 adalah 300 meter. Dikarenakan terdapat sensor yang sensitif terhadap magnet. Maka penempatan sensor harus jauh dari benda yang mengandung magnet minimal 15cm. Dengan menggunakan Mechanical Filtering Window dapat mendeskriminasi nilai error kecil yang timbul pada saat benda dalam keadaan diam. Error yang muncul pada saat perangkat keras OBDH dalam keadaan diam tersebut 99% berhasil dihilangkan.
Berdasarkan pengujian kecepatan waktu eksekusi program pada satu kali looping, menggunakan mikroprosesor 32 bit lebih cepat dibandingkan dengan mikroprosesor 8 bit. Berdasarkan pengujian fitur, penggunaan sistem OBDH lebih mudah dan kehandalannya lebih baik dibandingkan dengan sistem tanpa OBDH.
- Perancangan Muatan Roket sebagai Sistem Monitoring Cuaca Berbasis Mikrokontroler dan Visual C#
Dalam mengembangkan teknologi roket di indonesia, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Dit Litabmas), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah menyelenggarakan Kompetisi Muatan Roket Indonesia (KOMURINDO) tingkat perguruan tinggi. Kompetisi ini diadakan setiap tahun sejak
tahun 2009. Pada KOMURINDO tahun 2010 bertemakan tentang “Homing Meteo Payload”. Yang dimaksud dengan Homing Meteo Payload adalah payload Roket RUM (Roket Uji Muatan) untuk mengukur parameter meteorologi yang mampu kembali ke HOME setelah roket diluncurkan dan payload terpisah dari roket peluncur. Dalam kompetisi ini peserta wajib memiliki sensor kelembaban udara, suhu udara, tekanan udara, accelerometer dan kompas.
Pada penelitian ini GCS dilengkapi beberapa fitur yaitu menampilkan data suhu, kelembaban, tekanan udara, sikap payload terhadap sudut pitch dan roll, arah payload terhadap arah mata angin, ketinggian payload, data logger, serta grafik hasil monitoring. Data yang ditampilkan pada grafik yaitu data sensor suhu, kelembaban tekanan udara, ketinggian dan arah payload. Semua data dari sensor ditampilkan secara real time pada GCS. Semua data tersebut akan tersimpan secara otomatis dan dapat ditampilkan kembali jika dibutuhkan.
kurang dari 200 meter pada kondisi horizontal. Data-data yang dikirim oleh payload dapat diterima oleh GCS dengan kesalahan penerimaan data sebesar 5,43%. Secara keseluruhan dari hasil pengujian yang telah dilakukan sistem data telemetri cuaca dari payload ke GCS memiliki tingkat keberhasilan lebih dari 90%.