Paper Summary Season 2

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai paper yang telah saya baca tentang muatan roket. Paper ini berterkaitan dengan tugas akhir saya. Maka dari itu saya akan menjelaskan 2 buah paper mengenai muatan roket. Penjelasannya sebagai berikut :

  • TESTING PAYLOAD SYSTEM IN ROCKET EXPERIMENTS LAPAN TYPE RKX-100, RTX-100 AND RWX-200

Perkembangan yang dicapai dalam sistem telemetri, Degree of Freedom (6-DOF) Inertial Measurement Unit (IMU) dan tentu saja sistem aktuator menambah khasanah ilmu pembuatan payload pada semua jenis roket eksperimen. Berbagai desain payload yang berupa sensor pengindera gerak baik dalam hal desain PCB hingga penempatan komponen 6-DOF IMU maupun power supply terdapat perubahan yang baik dibandingkan dengan desain–desain muatan (payload) berupa sensor pengindera gerak sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya dukungan literaturliteratur yang ada disesuaikan dengan standarisasi pembuatan desain payload yang telah dikembangkan. Dari berbagai jenis roket yang diterbangkan LAPAN seperti RKX-100 (Roket Kendali Eksperimen), RTX-100 (Roket Tail Eksperimen) dan RWX-200 (Roket Wing Eksperimen), semuanya memiliki satu desain PCB, 6-DOF IMU yang sama. Yang membedakan adalah sistem aktuatornya saja, karena tidak semua roket menggunakan sistem tersebut. Hanya roket kendali RKX dan RTX yang menggunakan sistem aktuator. Penggunaan sistem dasar yang sama inilah yang membuat penelitian roket tentang data yang diterima serta dari sisi pemrograman menjadi lebih memudahkan pengerjaannya.


  • PENGEMBANGAN PROTOTIP SISTEM PEMANTAU SIKAP DINAMIK ROKET
    DENGAN VISUALISASI GRAFIK DAN ANIMASI PERGERAKAN 3D SECARA
    REAL TIME
Roket merupakan salah satu wahana dirgantara yang memiliki makna strategis bagi suatu bangsa. Roket mampu digunakan untuk melaksanakan misi perdamaian maupun pertahanan. Dengan kata lain, roket berfungsi sebagai peralatan untuk menjaga kedaulatan dan meningkatkan martabat bangsa, baik di darat, laut maupun di udara hingga antariksa. Roket pada dasarnya hanya dapat dibuat oleh lembaga yang berwenang dalam suatu negara seperti di Indonesia yaitu oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Sementara pihak yang berada diluar naungan LAPAN diperbolehkan hanya sebatas mempelajari roket dan tidak diizinkan untuk membuatnya. Namun, untuk muatan roket (payload), pihak lain boleh mempelajari sekaligus membuatnya. Sebelum sebuah roket yang telah berhasil dibuat diterbangkan, roket tersebut harus dikarakterisasi terlebih dahulu dinamika terbangnya. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui serta dianalisis beragam koefisien parameter dinamika yang dimiliki roket tersebut. Jenis karakterisasi ini pada umumnya meliputi karakterisasi geometri, inersia, dan aerodinamika roket. Proses karakterisasi aerodinamik roket dapat dilakukan secara teoritis dan eksperimen. Secara teoritis yaitu melalui perhitungan matematis serta simulasi dengan bantuan perangkat lunak komputer. Sementara secara eksperimen dilakukan dalam dua bentuk, yaitu uji darat yang dilakukan melalui pengujian pada terowongan angin (wind tunnel), dan uji terbang yaitu melalui implementasi langsung penerbangan roket. Selama proses karakterisasi aerodinamik roket secara eksperimen berlangsung, parameter-parameter sikap dinamik yang muncul tentunya tidak hanya diamati secara visual melainkan harus dapat diakusisi secara kuantitatif. Hal ini tentunya juga tidak dapat dilakukan tanpa adanya dukungan sistem akuisisi telemetri yang dapat mengukur secara real time setiap parameter sikap dinamik roket yang timbul. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dibangun sebuah prototip sistem telemetri yang berfungsi untuk mendukung proses pemantauan sikap dinamik roket secara real time. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Dalam penelitian tersebut, dibangun sebuah muatan roket yang dapat melakukan proses pemantauan sikap dinamik roket dan juga surveillance. Namun dalam penelitian ini, penulis membatasi hanya berkonsentrasi pada sistem pemantau sikap dinamik roket. Sensor yang digunakan untuk melakukan pemantauan sikap dinamik roket dalam penelitian tersebut adalah sensor accelerometer 3-axis dan mikrokontroller Basic Stamp 2P40, Sementara dalam penelitian ini digunakan sensor Inertial Measurement Unit (IMU) 10 derajat kebebasan yang merupakan kombinasi dari 4 buah sensor pergerakan dan mikrokontroler ATmega328P. Perangkat lunak Ground Control Station (GCS) pada penelitian tersebut dibangun menggunakan bahasa pemrograman LabView dan hanya memiliki fitur visualisasi grafik, sementara pada penelitian ini GCS dibangun berbasiskan bahasa pemrograman Processing yang tidak hanya memiliki fitur visualisasi grafik tetapi juga memiliki fitur visualisasi animasi pergerakan 3 dimensi (3D). Selain itu GCS dalam penelitian ini juga dibangun untuk memiliki fitur penyimpanan data baik dalam bentuk data mentah maupun plot grafik yang dapat digunakan untuk keperluan analisis lebih lanjut.